Kemenpora Siapkan Sistem Identifikasi Pencarian Bakat Atlet dari Peserta Didik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, Butuh Peran Besar Guru Pendidikan Jasmani

Palembang: Implementasi Desain Besar Keolahragaan Nasional (DBON) merupakan kerja besar yang memerlukan dukungan sistem secara komprehensif, dari hulu pembinaan hingga ke hilir pencapaian prestasi. Hulu pembinaan merupakan titik awal upaya untuk menemukan bakat-bakat olahraga di antara belantara jutaan anak-anak Indonesia usia belia, yang duduk di bangku sekolah dasar atau maksimal duduk di bangku sekolah menengah pertama. Data di DAPODIK Kemendikbudristek per Maret 2022 menginformasikan bahwa saat ini jumlah peserta didik sekolah dasar di seluruh Indonesia berjumlah 24.052.786 orang, sementara peserta didik sekolah menengah pertama berjumlah 9.929.870 orang.

Kemenpora Siapkan Sistem Identifikasi Pencarian Bakat Atlet dari Peserta Didik Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah, Butuh Peran Besar Guru Pendidikan Jasmani

Palembang: Implementasi Desain Besar Keolahragaan Nasional (DBON) merupakan kerja besar yang memerlukan dukungan sistem secara komprehensif, dari hulu pembinaan hingga ke hilir pencapaian prestasi. Hulu pembinaan merupakan titik awal upaya untuk menemukan bakat-bakat olahraga di antara belantara jutaan anak-anak Indonesia usia belia, yang duduk di bangku sekolah dasar atau maksimal duduk di bangku sekolah menengah pertama. Data di DAPODIK Kemendikbudristek per Maret 2022 menginformasikan bahwa saat ini jumlah peserta didik sekolah dasar di seluruh Indonesia berjumlah 24.052.786 orang, sementara peserta didik sekolah menengah pertama berjumlah 9.929.870 orang. 

Bukan hal yang mudah untuk menemukan anak-anak yang memiliki potensi untuk dibina menjadi atlet di antara 33.982.656 anak yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk itu diperlukan upaya sistematis, bertahap dan terukur. Langkah awal yang dapat dilakukan adalah mencari dan menemukan anak-anak yang secara anatomis memiliki ukuran tubuh atau antropometri yang memadai dan memenuhi kriteria untuk dibina menjadi atlet. 

"Olahraga Pendidikan memiliki peran strategis dalam pembangunan keolahragaan Indonesia. Wajar saja jika olahraga ini menjadi salah satu pilar olahraga dalam UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, selain olahraga masyarakat dan olahraga prestasi" ujar Tandiyo, profesor keolahragaan Universitas Negeri Semarang dalam kegiatan Bimbingan Teknis Identifikasi Antropometri yang diselenggarakan di Pelembang, Sumatera Selatan pada 27 s.d. 29 Juni 2022.

Kegiatan ini mengundang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) perwakilan dari 128 Dinas Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau. Dengan maksud mendukung implementasi DBON, Deputi Pembudayaan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, melakukan langkah awal dengan membuat pedoman identifikasi antropometri peserta didik usia 9 sampai 13 tahun, atau kira-kira sedang duduk di kelas 5, 6 dan 7. 

Pedoman ini akan digunakan oleh guru PJOK untuk mengidentifikasi antropometri peserta didiknya. Data yang diperoleh kemudian akan dihimpun di dalam data base online, dan selanjutnya data ini dapat di akses oleh Tim Pemanduan Bakat DBON. Semua upaya yang dirancang untuk mengembangkan pedoman dan tata laksananya telah memperhitungkan disparitas kondisi di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, diharapkan Guru-Guru Pendidikan Jasmani di seluruh Indonesia tidak akan menemui kesulitan dalam pelaksanaannya.

Olahraga pendidikan telah menetapkan sasaran untuk mendukung keolahragaan nasional menuju kecemerlangan prestasi Indonesia di Olimpiade yang meliputi 6 langkah dari usia 0-6 tahun yaitu membangun fondasi gemar beraktifitas fisik hingga >18 tahun yaitu berlatih keras menuju prestasi.

Untuk mencapai sasaran tersebut Kemenpora telah menyusun Rencana Aksi Pendidikan 2022-2024. Target capaian renaksi tersebut pada tahun 2022 secara bertahap adalah menyusun indikator identifikasi antropometri, dilanjutkan melakukan Training of Trainer (ToT) 2500 orang guru penjas di 12 provinsi, termasuk di Sumatera Selatan ini. Sehingga diperoleh data 50 ribu peserta 9-12 tahun yang potensial secara fisik untuk dibina menjadi atlet.

“Bapak/ibu yang hadir disini adalah ujung tombak pemilihan bibit unggul calon atlet masa depan. Untuk itu mohon pelajari betul instrument dan sistemnya. Kami ucapkan terima kasih atas Kerjasama bapak/ibu dalam mengembangkan dunia olahraga di Indonesia serta menyukseskan DBON”, ucap Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta saat membuka kegiatan bimbingan teknis.

BAGIKAN :
PELAYANAN