Setiap tanggal 1 Oktober, dunia memperingati Hari Lansia Sedunia, sebuah momentum untuk menyoroti pentingnya kesejahteraan para lansia. Secara internasional, lansia didefinisikan sebagai individu berusia 60 tahun ke atas. Definisi ini digunakan oleh banyak organisasi global seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Kesehatan fisik pelajar (dalam kategori usia anak dan remaja) di seluruh dunia, termasuk Indonesia, semakin menjadi perhatian seiring dengan kekhawatiran maraknya gaya hidup sedentari (mager) yang dapat memicu tingginya tingkat obesitas anak dan remaja. Keadaan ini selanjutnya dapat berdampak pada meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular.
Turnamen sepak bola usia dini seperti Piala Menpora U-12 Liga Anak Indonesia Tahun 2024 yang di gelar di Surabaya bukan sekadar ajang kompetisi. Turnamen ini menjadi arena pembelajaran berharga bagi anak-anak.
Perilaku sedentari (dari bahasa Latin "sedere" yang berarti "duduk") didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur dengan pengeluaran energi sangat rendah (≤1,5 METs), seperti duduk, berbaring, menonton televisi, atau bekerja di depan komputer dalam waktu yang lama.
Senam adalah salah satu aktivitas fisik yang sangat bermanfaat bagi anak-anak, terutama mereka yang berada di usia sekolah. Di tengah tantangan modern seperti meningkatnya penggunaan teknologi dan gaya hidup yang semakin sedentary (minim gerak/mageran), senam menawarkan solusi untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak-anak. Di Indonesia, senam menjadi semakin relevan mengingat data yang menunjukkan rendahnya tingkat kebugaran anak, berdasarkan Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) dalam beberapa tahun terakhir.
Industri pakaian olahraga tengah mengalami pertumbuhan pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat. Namun, persaingan yang semakin ketat menuntut para pelaku industri untuk terus berinovasi dan menghadirkan produk-produk yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga ramah lingkungan.
Indeks Pembangunan Olahraga yang selanjutnya disingkat IPO adalah indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan keolahragaan.
Jakarta - Peran Juru Bahasa Isyarat (JBI) semakin mendapat perhatian dalam berbagai kegiatan yang melibatkan komunitas disabilitas di Indonesia. Tidak hanya sebagai fasilitator komunikasi, juru bahasa isyarat juga menjadi simbol inklusi dan kesetaraan bagi penyandang disabilitas, terutama bagi mereka yang memiliki hambatan pendengaran.
Jakarta - Perjuangan Ibu Tina untuk memberikan kehidupan yang lebih baik bagi putranya, Nicholas (15), seorang anak laki-laki dengan tuna grahita, kiranya dapat memberikan inspirasi bagi banyak orang. Meski menghadapi berbagai tantangan, cinta dan keteguhan hatinya telah membantu Nicholas tumbuh menjadi anak yang lebih percaya diri.
Tidak dapat dipungkiri, jangankan untuk konsisten, untuk bisa memulai berolahraga saja kadang terasa sulit. Selain karena motivasi berolahraga dari dalam diri sendiri yang masih rendah, tidak adanya teman kadang menjadikan seseorang enggan untuk berolahraga.
Sobatpora, coba dihitung berapa kali kita berolahraga dalam satu minggu? Satu kali, dua, tiga? Atau malah kita lewatkan satu minggu tanpa olahraga?
Saya tak kuasa nahan air mata menghadiri penutupan Pekan Paralimpiade Pelajar Nasional (Peparpenas) X di Palembang beberapa waktu lalu. Para atlet pelajar disabilitas nampak riang, gembira dan bahagia. Terlihat sekali wujud syukur mereka dengan cara paling sederhana. Mengutip kata-Kata Gus Baha "Salah satu wujud syukur adalah tertawa, gembira".
Solo: Pelari putri dari Kontingen Jawa Timur, Selvia Wulandari berhasil menjadi juara pertama pada gelaran Pekan Olahraga dan Seni antar Pondok Pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS) IX Tahun 2022. Lari merupakan salah satu bidang yang dilombakan pada cabang olahraga atletik dan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta.
Menua dengan sehat, termasuk sehat tulang, tanpa mengalami keropos (osteoporosis) adalah impian banyak orang. Bagaimana cara kita mencegah osteoporosis?
Aktivitas olahraga bagi pelajar merupakan salah satu instrumen penting dalam menjaga kesehatan dan kebugaran. Selain itu, olahraga juga berperan dalam pembentukan karakter disiplin, jujur, tangguh dan kompetitif.
Pandemi Covid-19 yang melanda bumi pertiwi beberapa waktu ini tentu banyak memberikan dampak negatif di berbagai sektor di daerah, salah satunya pariwisata. Negeri Laskar Pelangi, Pulau Belitung yang terkenal dengan berbagai pantai nan indah pun tak luput dari dampak pandemi. Wilayah ini sempat sepi wisatawan.
Mangkraknya Stadion Palaran Kaltim Beberapa hari yang lalu, tepatnya tanggal 25 Oktober 2021 saya melakukan kunjungan ke Kalimantan Timur. Selain berkoordinasi dengan Dinas Pemuda dan Olahraga Kalimantan Timur saya juga berkesempatan untuk mengunjungi Stadion Palaran, Samarinda.
Hari ini Hari Anak Nasional, tetapi Bu Tuti sedang pusing tujuh keliling. Pasalnya, anaknya yang berusia sebelas tahun tampak semakin tambun. Sebelum pandemi, dokter sudah mengingatkan jika ia beresiko kegemukan (overweight). Kini, setahun lebih setelah Belajar Dari Rumah (BDR) karena pandemi Covid-19, baju seragam sekolahnya benar-benar sudah tidak muat. Sekarang, mau tak mau Bu Tuti harus lebih gencar mengajak anaknya berolahraga dan mengurangi cemilan tak sehat.
Mens sana in corpore sano Kita mungkin sudah sangat sering mendengar jargon diatas. Apabila jargon bahasa latin tersebut diterjemahkan secara harfiah akan menjadi “a healthy mind in a healthy body” yang berarti “jiwa yang sehat didalam tubuh yang sehat”. Ya, di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Contoh sederhana, ketika kita mengalami sakit gigi, batuk, flu, dan sebagainya, secara tidak langsung akan memengaruhi perilaku kita. Kadang kita menjadi malas berbicara, malas keluar rumah, atau bahkan menjadi mudah marah dan gelisah. Meskipun kesehatan fisik bukan satu-satunya faktor penentu kesehatan jiwa, akan tetapi contoh tersebut menunjukkan bahwa kesehatan fisik mempengaruhi kesehatan jiwa.