JAKARTA- Kemenpora mendukung Kejuaraan Goalball Perkumpulan Olahraga Tunanetra Indonesia (PORTI) dan Festival Olahraga Disabilitas Intelektual Special Olympic Indonesia (SOINA) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021. Proses penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kemenpora-PORTI dan Kemenpora-SOINA dilakukan pada Jumat, 16 Juni 2021 secara virtual.
JAKARTA- Kemenpora mendukung Kejuaraan Goalball Perkumpulan Olahraga Tunanetra Indonesia (PORTI) dan Festival Olahraga Disabilitas Intelektual Special Olympic Indonesia (SOINA) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2021. Proses penandatanganan perjanjian kerjasama antara Kemenpora-PORTI dan Kemenpora-SOINA dilakukan pada Jumat, 16 Juni 2021 secara virtual.
Hadir dalam acara tersebut, Deputi dan Sekretaris Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Asisten Deputi Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus (Asdep Potlak), Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) dan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP. PORTI), Wahyu Hidayat serta Ketua Special Olympic Indonesia Provinsi DKI Jakarta (SOINA), Musa Mustara.
Kejuaraan Goalball
Kejuaraan Goalball PORTI akan dilaksanakan pada 27 - 29 Agustus 2021 di Gor Padjajaran Bandung, Jawa Barat dengan target peserta sebanyak 80 orang. Ketua PP PORTI berharap event ini dapat mengembangkan olahraga goalball di Indonesia. “Semoga melalui event ini kami dapat berkontribusi untuk mendorong pengembangan olahraga Goalball di Indonesia, dimulai dengan kegiatan di Bandung ini,” ujar Wahyu.
Menurut Asdep Potllak, Aris Subiyono, pemberian bantuan terhadap PP PORTI sebagai bentuk perhatian bagi cabang olahraga goalball yang sukses pada ajang Asian Para Games 2018. “Kejuaraan Olahraga goalball ini sudah lama menjadi perhatian, mengingat suksesnya penyelenggaraan pada tingkatan Asian Para Games 2018 di Indonesia beberapa tahun yang lalu,” jelas Aris.
Goalball adalah olahraga tim yang dirancang khusus untuk orang yang memiliki hambatan penglihatan. Awalnya cabang olahraga ini dirancang pada tahun 1946 oleh Austria Hanz dari Jerman. Ada tiga orang pemain dalam satu tim. Ketika menyerang tim lawan, tidak boleh melebihi batas pelemparan bola, yaitu 9 meter. Pemain harus memantulkan bolanya terlebih dulu sebelum jarak 9 meter. Saat diserang, tim lawan harus menahan bola dan tidak diperbolehkan maju hingga 3 meter. Bola goalball terbuat dari karet. Besarnya hampir sebesar bola basket. Bola berisi kerincingan. Olahraga ini sepenuhnya mengandalkan pendengaran.
Festival Olahraga Disabilitas Intelektual
Festival Olahraga Disabilitas Intelektual SOINA Provinsi DKI Jakarta akan dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2021 di Taman Hijau Komplek IKIP Duren Sawit, Jakarta Timur dengan total target peserta sebanyak 75 orang dan pendamping 25 pelatih.
Festival olahraga disabilitas menampilkan berbagai olahraga khusus disabilitas. Pada umumnya olahraga yang dilombakan antara lain panahan, lari estafet, Boccia, Bocce, tolak peluru, catur, ular tangga, tenis meja, lari halang rintang, dan shooting gawang.
Ketua Umum SOINA DKI Jakarta, Musa Mustara mengapresiasi dukungan yang diberikan Kemenpora. “Kami merasa bangga dan merasa terpayungi oleh kegiatan-kegiatan yang ada di Kemenpora, salah satunya bantuan yang diberikan ini,” ungkap Mustara.
Khusus tentang festival olahraga disabilitas, Asdep Potlak, Aris Subiyono menyampaikan bahwa bantuan Kemenpora yang diberikan kepada SOINA DKI Jakarta bertujuan meningkatkan semangat olahraga bagi para penyandang disabilitas dan meningkatkan kesadaran berolahraga di era new normal. “Pemberian bantuan ini lebih menjadi katalisator bagi penyandang disabilitas untuk tetap bersemangat berolahraga, serta menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk pengembangan literasi fisik pada era new normal,” papar Aris.
Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta berharap dua event yang akan dilaksanakan tersebut menjadi inspirasi bagi wilayah lain untuk mengembangkan potensi atlet disabilitas, disamping sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup. “Kita harus menciptakan image penyandang disabilitas bisa melakukan hal hal hebat dan hal itu bisa menjadi contoh serta inspirasi bagi wilayah lainnya untuk dapat mengikuti. Tidak semua atlet disabilitas bisa masuk bidang prestasi, paling tidak mari kita tingkatkan kualitas hidup mereka, dengan olahraga, mereka menjadi sehat dan bugar,” ungkap Isnanta. (AS/TB)