Bogor-Semua yang hadir merasa haru tatkala Afifah Azani Putri, atlet atletik siswa kelas III SMA SKO bercerita sambil berlinang air mata. Impiannya tampil pada kejuaraan Asia Junior tahun 2021 nomor lempar martil pupus karena pandemi Covid-19. Meski merasa belum banyak mengukir prestasi, atlet asal Sumatera Barat itu akan berpisah, meninggalkan SKO karena masa belajarnya telah usai.
Bogor-Semua yang hadir merasa haru tatkala Afifah Azani Putri, atlet atletik siswa kelas III SMA SKO bercerita sambil berlinang air mata. Impiannya tampil pada kejuaraan Asia Junior tahun 2021 nomor lempar martil pupus karena pandemi Covid-19. Meski merasa belum banyak mengukir prestasi, atlet asal Sumatera Barat itu akan berpisah, meninggalkan SKO karena masa belajarnya telah usai.
Begitu juga dengan Asdi Ohorela yang berasal dari kampung Tulehu, Provinsi Maluku. Bercampur sedih, ia berterima kasih kepada Kemenpora yang memberikan pelatihan komunikasi sebelum meninggalkan SKO. Ia bahkan jujur mengenai keterbatasan keterampilan komunikasi dan bahasa Inggrisnya yang membuatnya kurang percaya diri. Menurutnya, pelatihan semacam ini sangat membantunya. Dia berharap kegiatan semacam ini bisa dilakukan minimal 3 kali dalam setahun.
Afifah dan Asdi bicara saat penutupan acara Peningkatan Communication Skill dan Asessment Diklat SKO Ragunan yang diselenggarakan oleh Kemenpora pada tanggal 22-24 Juni 2021di hotel Green Forest Bogor. Acara yang sekaligus dimanfaatkan sebagai moment pelepasan ini tampaknya memberi kesan mendalam bagi para peserta.
Menjadi atlet memang tak cukup jika hanya berbekal keterampilan olahraga saja. Di era digital ini, keterhubungan menjadi keniscayaan. Oleh karena itu keterampilan komunikasi menjadi penting. Terlebih lagi atlet yang akan mengikuti berbagai event keolahragaan tingkat dunia. Disini, atlet berperan sebagai seorang “duta” bagi negaranya.
Bicara jauh ke masa depan atlet, baik saat atau pasca prestasi, kelak mereka akan menjadi bagian dari industri olahraga. Bisa saja mereka menjadi brand produk olahraga atau bahkan sebagai pengusaha produk olahraga itu sendiri. Dalam hal ini keterampilan berkomunikasi juga memberikan manfaat yang besar.
Pada penutupan acara sekaligus pelepasan siswa, Asisten Deputi Pengelolaan Pembinaan Sentra dan SKO, Bayu Rahadian tak dapat menyembunyikan perasaan harunya. Pada kesempatan ini, ia juga menyerahkan kembali siswa kelas III SMA SKO kepada orang tua dan daerah masing-masing. Ia berharap agar pelatihan yang singkat ini dapat memberi bekal anak-anak untuk menyosong masa depan.
“Teruslah berjuang dan jangan patah semangat. Harumkan nama ibu pertiwi dan jangan lupakan SKO” sambung Bayu.
Kegiatan yang diikuti oleh 45 pelatih, 40 atlet dan 10 instruktur ini berjalan dengan lancar dan sukses. Hingga penghujung acara, peserta dan panitia tampak disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak. Bahkan panitia mewajibkan test swab antigen sebelum kegiatan dimulai. (LH/TB)