Manfaat Senam bagi Anak-anak Usia Sekolah dan Tantangan Kebugaran di Indonesia

Senam adalah salah satu aktivitas fisik yang sangat bermanfaat bagi anak-anak, terutama mereka yang berada di usia sekolah. Di tengah tantangan modern seperti meningkatnya penggunaan teknologi dan gaya hidup yang semakin sedentary (minim gerak/mageran), senam menawarkan solusi untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak-anak. Di Indonesia, senam menjadi semakin relevan mengingat data yang menunjukkan rendahnya tingkat kebugaran anak, berdasarkan Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) dalam beberapa tahun terakhir.

Manfaat Senam bagi Anak-anak Usia Sekolah dan Tantangan Kebugaran di Indonesia Para pelajar sedang melakukan Senam Kebugaran Jasmani Pelajar pada saat pemecahan rekor muri Senam SKJ Pelajar terbanyak di Plaza Utara GBK Senayan Jakarta Pusat, Sabtu 27 Agustus 2022.

Penulis: Tutut Bina S*

Senam adalah salah satu aktivitas fisik yang sangat bermanfaat bagi anak-anak, terutama mereka yang berada di usia sekolah. Di tengah tantangan modern seperti meningkatnya penggunaan teknologi dan gaya hidup yang semakin sedentary (minim gerak/mageran), senam menawarkan solusi untuk meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan sosial anak-anak. Di Indonesia, senam menjadi semakin relevan mengingat data yang menunjukkan rendahnya tingkat kebugaran anak, berdasarkan Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) dalam beberapa tahun terakhir.

Manfaat senam bagi kesehatan fisik anak

Senam adalah bentuk latihan yang melibatkan hampir semua otot tubuh, menjadikannya olahraga yang komprehensif untuk meningkatkan kebugaran jasmani anak. Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Pediatrics (2019), aktivitas fisik seperti senam dapat meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan koordinasi motorik pada anak-anak. Selain itu, senam juga dapat membantu dalam mengontrol berat badan, mencegah obesitas, dan mengurangi risiko penyakit kronis di kemudian hari.

Penelitian lainnya yang diterbitkan di Pediatric Exercise Science (2021) menunjukkan bahwa senam berkontribusi pada perkembangan tulang yang kuat, yang sangat penting selama masa pertumbuhan. Anak-anak yang rutin melakukan senam cenderung memiliki massa tulang yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif. Ini penting untuk mencegah osteoporosis di masa dewasa.

Dampak senam bagi kesehatan mental dan sosial anak

Selain manfaat fisik, senam juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental anak-anak. Berdasarkan studi yang dimuat di Journal of Adolescent Health (2020), aktivitas fisik seperti senam dapat menurunkan tingkat kecemasan dan depresi pada anak-anak. Senam membantu dalam pelepasan endorfin, zat kimia di otak yang bertindak sebagai pereda stres alami, sehingga anak-anak merasa lebih bahagia dan kurang cemas.

Lebih jauh lagi, senam juga mengajarkan nilai-nilai penting seperti disiplin, kerja sama tim, kebersamaan, dan rasa percaya diri. Studi dari International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity (2022) menegaskan bahwa anak-anak yang terlibat dalam senam menunjukkan peningkatan dalam keterampilan sosial dan kemampuan bekerja dalam kelompok.

Dampak senam bagi kecerdasan anak

Olahraga senam berpotensi meningkatkan kecerdasan anak melalui beberapa mekanisme yang berkaitan dengan aktivitas fisik dan pengembangan keterampilan motorik. Penelitian menunjukkan korelasi yang signifikan antara kapasitas motorik dan kecerdasan pada anak-anak. Sebuah studi yang melibatkan anak-anak pra-remaja di Spanyol yang dimuat dalam jurnal ilmiah Sutainability (2022) menemukan bahwa mereka yang berpartisipasi dalam olahraga, termasuk senam, menunjukkan hasil yang lebih baik dalam kapasitas motorik dan tes kecerdasan dibandingkan dengan non-peserta. Hal ini menunjukkan bahwa terlibat dalam aktivitas fisik yang intens seperti senam dapat secara positif mempengaruhi perkembangan kognitif dan kecerdasan.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sutapa da Suharjana (2019) juga menunjukkan aktivitas fisik berbasis kinestetika, yang merupakan bagian integral dari senam, telah terbukti secara signifikan meningkatkan keterampilan motorik kasar pada anak kecil. Peningkatan keterampilan motorik ini, seperti kelincahan, keseimbangan, dan koordinasi, dikaitkan dengan peningkatan fungsi kognitif, karena memerlukan pemrosesan dan koordinasi saraf yang kompleks . Ini menunjukkan bahwa tuntutan fisik senam dapat merangsang perkembangan otak dan kemampuan kognitif

 Tantangan kebugaran anak di Indonesia

Meskipun manfaat olahraga, sebagai contoh senam sangat jelas, tantangan besar di Indonesia adalah rendahnya tingkat partisipasi olahraga anak-anak yang berdampak pada rendahnya kebugaran.

 Hasil Pengukuran Indeks Pembangunan Olahraga (IPO) menunjukkan pada kelompok anak usia 10-15 tahun, kebugaran jasmani yang masuk kategori baik/lebih hanya sebesar 6,79%, sementara yang masuk kategori kurang dan kurang sekali sebesar 77,12%. Diketahui bahwa mereka yang melakukan olahraga atau aktivitas fisik 3 kali/minggu atau lebih hanya sebesar 34%. Artinya, masih ada sekitar 65% di antara anak Indonesia yang secara frekuensi aktivitas fisiknya masih tergolong rendah atau belum memenuhi prinsip kecukupan gerak.

Kondisi ini memprihatikan mengingat Indonesia punya agenda besar untuk mewujudkan Indonesia emas 2045. Di masa tersebut, penduduk usia anak-anak sekarang akan memasuki usia produktif. Akanlah Indonesia emas terwujud jika penduduk usia produktif sebagai penopangnya tidak memiliki kebugaran yang memadai?

Kemenpora terus berinovasi untuk dapat mendorong masyarakat, termasuk anak-anak dan pelajar meningkatkan kecintaan pada olahraga, bahkan menjadikannya sebagai rutinitas, gaya hidup (life style). Salah satunya adalah menciptakan Senam Kebugaran Jasmani (SKJ) 2022. Modifikasi SKJ versi sebelumnya dengan gerak yang lebih dinamis dan musik kekinian.

SKJ 2022 adalah wujud nyata komitmen Kemenpora dalam mendukung pembentukan generasi yang sehat, bugar, dan prestatif. Senam Kebugaran Jasmani bukan sekadar aktivitas fisik, tetapi juga salah satu upaya kita untuk menyiapkan anak-anak bangsa menyongsong Indonesia Emas 2045.

 

*Pranata Humas Ahli Madya Kemenpora, Mahasiswa S3 Universitas Indonesia Konsentrasi Kebijakan Publik

BAGIKAN :
PELAYANAN