Dalam rangka memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi, Kemenpora melalui Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Manajemen SDM Cabang Olahraga Bulutangkis. Bertempat di Santika Premiere Hotel Bintaro, pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 22 s.d 25 Juli 2025. Di tempat yang sama, Kemenpora juga melaksanakan Uji Publik Rancangan Draft Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional di Bidang Keolahragaan serta Bimbingan Teknis Verifikasi Program Kerjasama antara Kemenpora dengan LPDP.
Jakarta : (22/07) Dalam rangka memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi, Kemenpora melalui Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Manajemen SDM Cabang Olahraga Bulutangkis. Bertempat di Santika Premiere Hotel Bintaro, pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 22 s.d 25 Juli 2025. Dihadiri 38 orang dari unsur pengurus provinsi seluruh Indonesia, dan telah terdaftar dalam Aplikasi SITENOR, yang merupakan database terkait tenaga dan organisasi keolahragaan seluruh Indonesia.
Asisten Deputi Tenaga dan Organisasi Keolahragaan Prestasi, Anwar, dalam laporannya menyampaikan, "Kegiatan ini diselenggarakan sebagai amanat dari UU No 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan, dan Perpres No 86 Tahun 2021 tentang DBON. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi, kualitas, kapasitas dan kepemimpinan SDM pada Induk Organisasi Cabang Olahraga (IOCO), khususnya saat ini cabang olahraga bulutangkis. Peningkatan kapasitas ini dalam rangka mendukung capaian prestasi olahraga baik nasional maupun internasional. Kami berharap, dari pelatihan ini dapat tercipta SDM yang memiliki kapasitas, pengetahuan, keterampilan dan memahami sistem tata kelola PBSI yang modern dan professional, dan sinergi antara pengurus pusat dengan pengurus daerah." Ucap Anwar.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Surono, menyampaikan, "Sejak tahun 1992, bulutangkis mendapatkan 2 medali emas di Barcelona, Panahan di tahun 1988 dapat medali perak di Seoul, angkat besi dan panjat tebing mendapatkan medali emas di Paris. Tanpa ada pembinaan dan kompetisi di tingkat pengurus cabang dan pengurus provinsi, susah mendapatkan atlet-atlet berprestasi. Seluruh cabang olahraga sudah seharusnya membuat roadmap, mulai dari club, pengurus cabang, sampai dengan pengurus provinsi. Dari pembinaan, dibuat database, sehingga tertata struktur organisasi dan pengelolaan kompetisi yang ada di PBSI." Ungkap Surono.
"Kemenpora akan terus meningkatkan kualitas dan sertifikasi bagi seluruh tenaga keolahragaan, seperti pelatih, wasit, juri dan lain-lainnya." Imbuh Surono.
Pelatihan ini secara langsung menghadirkan narasumber seperti, Luhur Dewanthono-Tenaga Ahli Menpora, M. Satria Islami-Kepala Bidang Organisasi dan Kelembagaan PP-PBSI, Orbelin Simanjuntak-Staf Bidang Organisasi dan Kelembagaan PP-PBSI, dan Muhammad Farhan Nugraha-Staf Komite Etik PBSI.
Di tempat yang sama, Kemenpora juga melaksanakan Uji Publik Rancangan Draft Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional di Bidang Keolahragaan. Narasumber yang hadir, yakni Agus Sulastio-Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga, FKIP Univ-Riau, Aref Vai-Sekretaris Jurusan Pendidikan Olahraga, FKIP Univ-Riau, Kristi Agust-Kaprodi Penjaskesrek, FKIP Univ-Riau, Ali Akbar-Biro SDMO Kemenpora, Tim Pakar Keolahragaan, dan Tim IT. Kemenpora juga melibatkan Badan Kepegawaian Negara (BKN) yakni, Agie Rahadian Noerman-Analis SDMA Ahli Muda, dan Agus Praptana-Analis SDMA Ahli Madya.
Selain kedua kegiatan di atas, Bimbingan Teknis Verifikasi Program Kerjasama antara Kemenpora dengan LPDP juga dilangsungkan. Bimtek melibatkan Tim IT Aplikasi SITENOR, dan Tim pakar olahraga dari Universitas Negeri Jakarta, yakni Del Asri, Agung Robianto, dan Eko Juli Fitrianto. (bw)