Kemenpora Gelar Rapat Implementasi DBON tentang Pemanduan Bakat dan Kebugaran Jasmani

Jakarta (31/03). Kemenpora gelar Rapat Implementasi DBON tentang  Pemanduan Bakat dan Kebugaran Jasmani pada tanggal 30  Maret sd 1 April 2022 di  Hotel Ciputra Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenkes, para pakar dari UPI,UNESA, UNY, UNJ, UNNES, UNP, Universitas Surya Kencana, Universitas Mercubuana Yogyakarta, SMAN 26 Bandung, SDN 023 Pejagalan Bandung serta Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS).

Kemenpora Gelar Rapat Implementasi DBON tentang Pemanduan Bakat dan Kebugaran Jasmani Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta sedang memberikan sambutan pada acara Penyusunan Instrumen Pemanduan Bakat dan Tes Kebugaran Jasmani pada tanggal 30 Maret sd 1 April 2022 di Hotel Ciputra, Jakarta.

Jakarta (31/03). Kemenpora gelar Rapat Implementasi DBON tentang  Pemanduan Bakat dan Kebugaran Jasmani pada tanggal 30  Maret sd 1 April 2022 di  Hotel Ciputra Jakarta. Kegiatan ini menghadirkan perwakilan dari Kemendikbudristek, Kemenkes, para pakar dari UPI,UNESA, UNY, UNJ, UNNES, UNP, Universitas Surya Kencana, Universitas Mercubuana Yogyakarta, SMAN 26 Bandung, SDN 023 Pejagalan Bandung serta Ikatan Guru Olahraga Nasional (IGORNAS).

Kegiatan ini merupakan salah satu langkah awal implementasi Perpres 86 Tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON). Dalam  perpres ini disebutkan bahwa salah satu faktor kunci keberhasilan tercapainya target pelaksanaan DBON  adalah  kualitas dan kuantitas calon atlet berbakat. Hal ini dapat dicapai dengan  identifikasi dan seleksi bibit-bibit unggul yang salah satunya melalui institusi pendidikan. Upaya ini membutuhkan adanya instrumen yang handal (reliable) dan valid. 

Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, Raden Isnanta, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa amanah DBON merupakan kerja bersama lintas sektor yang melibatkan berbagai Kementerian/Lembaga. Terkait instrumen,  Isnanta berpesan  agar instrumen yang disusun ekonomis dan mudah untuk digunakan di lapangan. 

“Finalkan istrumen dengan membayangkan keterlaksanaan, kemudahan, ekonomis dengan posisi tidak punya anggaran tetapi jumlah penduduk banyak. Anggap saja guru tidak semua bisa mengukur, jadi diajarkan semua cara ngukur tinggi badan, berat badan agar tidak keliru. Pedoman harus ringan dibaca. Buatlah juknis yang mudah dibaca”ujar Isnanta.

Pada kesempatan ini, Isnanta juga berpesan agar para guru olahraga yang tergabung dalam  IGORNAS dapat berperan aktif dalam mengamati murid sehingga dapat mengidentifikasi adanya murid-murid yang berbakat.

BAGIKAN :
PELAYANAN